INFLASI NIKARAGUA
Anggota Kelompok :
4EB25
1. Adwipina
Monique Thenu (20211268)
2. Dewi
Aprilia Listyanti (29211028)
3. Eny
Dwijayanti (22211446)
4. Imelda
Kurniawati (23211547)
INFLASI
NICARAGUA
Republik Nikaragua (República de Nicaragua) adalah sebuah
negara berbentuk republic di Amerika Tengah yang berbatasan dengan Honduras di
sebelah utara, Kosta Rika di selatan, Samudera Pasifuk di barat, dan Laut
Karibia di timur. Negara ini adalah yang terbesar di wilayah tersebut dan yang
paling jarang kepadatan penduduknya
SEJARAH
NIKARAGUA
Tahun 1933, Nikaragua
diperintah oleh keluarga diktator Somoza yang disokong oleh AS. Sikap tangan
besinya dalam memerintah & tingginya angka kemiskinan dan kesenjangan
social di seantero Nikaragua lantas membuat sebagian rakyat Nikaragua berinisiatif
untuk memberontak.
Tahun 1958, Roman Raudales
& para pengikutnya yang memulai aktivitas pemberontakan di nikaragua utara,
namun aktivitas tersebut tidak berlangsung lama.
Tahun 1961, Mahasiswa
penganut sayap kiri berinisiatif membentuk kelompok pembrontak baru bernama
Frente de Liberacion Nacional (FLN, Front Pembebasan Nasional).
Tahun 1963, FLN
mengganti namanya menjadi Sandinista, dalam pemberontakannya Sandinista
menyusupkan anggotanya ke kawasan pedesaan untuk mencari dukungan & bank
serta kampus untuk mendapatkan bantuan financial. Somoza merespon aktivitas
pemberontakan Sandinista dengan menangkap & menyiksa mereka yang diduga
sebagai anggota Sandinista.
Tahun 1972, Nikaragua
diguncang oleh gempa dahsyat yang merenggut nyawa puluhan ribu orang. Bantuan
dari luar negeri pun mulai mengalir ke Nikaragua, namun dana tersebut bukan
digunakan untuk membantu para korban gempa yang membutuhkan, melainkan dana
tersebut digunakan oleh Presiden Anastasio Somoza Debayle untuk memperkaya
keluarganya sendiri. Sifat inilah yang mengundang kemarahan dari rakyat
Nikaragua yang dimanfaatkan oleh Sandinista, untuk merekrut menjadi anggota
didalamnya.
Tahun 1974, Sandinista
menduduki rumah seorang mantan menteri Nikaragua & menahan beberapa orang
didalamnya. Aktivitas penyanderaan tersebut berakhir setelah Somoza setuju
untuk memberikan uang tebusan & membiarkan para anggota Sandinista beserta
para sanderanya untuk terbang ke kuba. Tak lama kemudian, Somoza
mengintruksikan militer nikaragua untuk membasmi anggota Sandinista yang masih
berada di Nikaragua. Para tentara nikaragua lantas merespon intruksi tersebut
dengan melakukan pembunuhan & penyiksaan terhadap ratusan warga desa.
Tahun 1978, Pedro
Joaquin Chamorro yang berprofesi sebagai editor majalah oposisi popular tewas
dibunuh di mana bukti-bukti yang menunjukkan bahwa keluarga Somoza &
militer Nikaragua berada dibalik pembunuhan tersebut. Tak lama usai tewasnya Chamorro
, kerusuhan & pemogokan missal langsung pecah di kota-kota Nikaragua.
Walaupun sudah tidak didukung oleh rakyatnya sendiri, Somoza masih enggan
mundur dari jabatannya sebagai presiden. Sikap Somoza tersebut lantas direspon
AS dengan menghentikan semua bantuan finansialnya kepada Nikaragua.
Tahun 1979, Sandinista
mendirikan koalisi bernama Frente Patriotico Nacional (FPN) yang anggotanya
terdiri dari para simpatisan Sandinista & orang-orang anti Somoza di luar
Sandinista. Pada bulan Maret Sandinista mendapat bantuan persenjataandari
Venezuella, Kuba & Panama memulai aktivitas pemberontakan besar-besaran di
seantero Nikaragua. Pertempuran berjalan sengit, namun FPN yang didukung hampir
seluruh rakyat Nikaragua akhirnya berhasil mengungguli militer Nikaragua &
menduduki ibukota Managua. Peristiwa jatuhnya Managua ke tangan FPN lantas
dikenal dengan sebutan “Revolusi Nikaragua”.
Tahun 1980, badan
pemerintahan Nikaragua mulai dilanda perpecahan menyusul beredarnya isu bahwa
Sandinista berencana mengubah Nikaragua menjadi Negara komunis murni seperti
kuba & Uni Soviet. Pihak-pihak yang menentang rencana tersebut pun mulai
membentuk kelompok-kelompok bersenjata dengan harapan bisa menumbangkan rezim
Sandinista lewat jalur perjuangan bersenjata.
Tahun 1982, Sandinista menetapkan
status darurat nasional karena situasi keamanan yang memburuk akibat
pembrontakan Contra. Sejak status darurat nasional diberlakukan,
kebebasan-kebebasan individu rakyat Nikaragua dibatasi & control atas media
diperketat.
Tahun 1984, Nikaragua
mendapatkan tekanan dunia internasional dan menggelar pemilu yang dimenangkan
oleh Sandinista. Pasca pemilu, Daniel Ortega dilantik menjadi presiden baru
Nikaragua. Namun AS menolak mengakui hasil pemilu tersebut & setahun
sesudah pemilu Nikaragua, AS menjalankan embargo ekonomi total pada Nikaragua.
Tahun 1988, Dengan
berjalannya waktu, rezim Sandinista akhirnya mulai goyah walaupun mereka masih
sanggup bertahan sebagai penguasa Nikaragua. Kombinasi dari embargo ekonomi AS,
tersedotnya anggaran nasional untuk memerangi Contra, & bencana alam Topan
Joan membuat Nikaragua dilanda inflasi ekonomi parah mencapai 14.000% . Sebagai
akibatnya, kemiskinan yang melanda Nikaragua sejak rezim Somoza tetap
membludak popularitas rezim Sandinista mulai
memudar.
TINGKAT
INFLASI DI NIKARAGUA
Tingkatan Besarnya
inflasi:
1.
Inflasi Ringan : kurang dari 10% Per
tahun
2.
Inflasi Sedang : antara 10% sampai 30%
per tahun
3.
Inflasi Berat : antara 30% sampai 100%
4.
Hiperinflasi : lebih dari 100%
Pada tahun 1988-1991
Nikaragua mengalami inflasi ekonomi yang sangat tinggi yaitu mencapai 14.000% per tahun. ini dapat diartikan
bahwa Nikaragua termasuk Negara yang mengalami Hiperinflasi berdasarkan tingkatan besarnya inflasi.
KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM MENGATASI INFLASI NIKARAGUA
Nikaragua pada tahun
1988 hanya memberikan waktu tiga hari bagi warganya untuk swap mata uang lama
dengan mata uang yang baru (Mosely, 2005).
Di negara-negara dimana
telah terjadi hiperinflasi, adalah suatu upaya perjuangan yang berat untuk
memperoleh kembali kepercayaan pasar internasional dan dukungan masyarakat.
Cara memulihkan kepercayaan adalah melalui program stabilisasi, dengan
meningkatkan kemandirian operasional bank sentral, dan menghapus kebijakan
ekonomi distortif. Penggunaan redenominasi sebagai sarana meningkatkan
kredibilitas bersumber pada politik dalam negeri. Pemerintah ingin menjaga
inflasi rendah karena ingin dihargai oleh masyarakat atas kinerja di bidang
ekonomi, dan inflasi rendah membantu perekonomian. Pemerintah ingin memberi
kesan positif pada pasar internasional, karena hal ini memungkinkan mereka
untuk memperoleh pinjaman luar negeri lebih murah dan untuk menarik investasi
asing, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Yang dilakukan
pemerintah Nikaragua dalam mengatasi inflasi adalah dengan cara melakukan
redenominasi.
Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai
tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah
satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain,
harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika
angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian
karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang
yang harus dibawa, atau karena
psikologi manusia yang tidak efektif menangani
perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil
masalah ini dengan
redenominasi: satuan
yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari
satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan
redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya
merupakan
bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100,
1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan
nol”.
Ketika terjadi
redenominasi, data keuangan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut harus
disesuaikan. Contohnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Bank Sentral Nikaragua yang
didokumentasikan dengan baik.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar